Latar Belakang RSI Arafah Rembang
Kabupaten Rembang, sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2006 – 2010 menyebutkan beberapa hal, antara lain :

  1. Misi pembangunan Kabupaten Rembang diantaranya adalah peningkatan kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat dalam berbagai segi kehidupan.
  2. Salah satu strategi pembangunan adalah meningkatkan pelayanan sosial yang mencakup kemudahan untuk mendapatkan pelayanan publik.
  3. Prioritas pembangunan kesehatan diantaranya adalah :
    – Penurunan angka kematian dan kesakitan
    – Peningkatan jumlah sarana kesehatan
    – Peningkatan jumlah dokter spesialis

Keterbatasan jumlah sarana kesehatan rujukan menimbulkan kondisi sebagai berikut :

  1. Hanya ada satu rumah sakit milik pemerintah kabupaten (RSUD Dr. R. Soetrasno) dengan kapasitas jumlah tempat tidur hanya 160 merupakan angka yang sangat jauh dari nilai ideal yang seharusnya tersedia 1 banding 1000 penduduk.
  2. Kurangnya jumlah dokter spesialis diakibatkan karena kurangnya minat dokter spesialis untuk ditempatkan di Rembang karena tidak adanya rumah sakit swasta.
  3. Banyaknya masyarakat Kabupaten Rembang yang berobat ke luar kabupaten Rembang (Kudus, Pati, Tuban) baik atas kehendak sendiri maupun karena rujukan medis.
  4. Rumah Sakit Umum Dr. R. Soetrasno Rembang merupakan rumah sakit tipe C yang akan dikembangkan menjadi tipe B, sehingga diperlukan peningkatan SDM utamanya dokter spesialis.

Dengan kondisi sebagaiman terurai diatas, Yayasan Ikatan Hajah Muslimat Nahdlatul Ulama merasa perlu untuk segera mewujudkan sebuah Rumah Sakit Islam. Dengan pertimbangan berbagai hal diatas, sejak tahun 2004 Yayasan Ikatan Hajah Muslimat Nahdlatul Ulama telah melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan berdirinya Rumah Sakit Islam, antara lain:

  1. Menyediakan areal tanah tempat lokasi Rumah Sakit Islam Arafah dengan luas 1,6 Ha yang terletak ditepi jalan Pantura, tepatnya di desa Tritunggal.
  2. Telah melakukan pembangunan fisik gedung Rumah Sakit Islam Arafah sejak tahun 2006 sampai dengan sekarang.
  3. Sebagai rumah sakit yang disiapkan dengan keunggulan Trauma Center, Rumah Sakit Islam Arafah terus menyiapkan berbagai sarana dan peralatan medis, non medis sejak tahun 2007 sampai dengan sekarang yang sudah mencapai 70%.

Kabupaten Rembang berpenduduk 572.451 jiwa (data kependudukan tahun 2007) dengan laju pertumbuhan penduduk (TFR) sebesar 1,96% per tahun. Dengan jumlah penduduk tersebut, kabupaten Rembang hanya memiliki 1 rumah sakit dengan kapasitas 160 tempat tidur. Angka ini sangatlah tidak ideal jika dibandingkan dengan jumlah penduduk kabupaten Rembang. Idealnya dengan jumlah penduduk 572.451 jiwa, di kabupaten Rembang tersedia rumah sakit dengan jumlah akumulasi tempat tidurnya sebanyak 570-an tempat tidur.

Ke arah timur sampai dengan 100 Km belum ada rumah sakit hingga kabupaten Tuban (RSU Tuban). Ke arah tenggara dengan jarak ± 80 Km juga tidak ada rumah sakit hingga Rumah Sakit Umum Bojonegoro. Sementara itu, ke arah selatan ± 40 Km baru ada rumah sakit yaitu Rumah Sakit Umum Kabupaten Blora. Demikian pula ke arah barat hingga ± 35 Km baru ada Rumah Sakit Umum Kabupaten Pati dan beberapa Rumah Sakit swasta di Kabupaten Pati.

Data dari Rumah Sakit Umum dr. R. Soetrasno Rembang dan data dari SMPFA tahun 2002, angka rujukan dari puskesmas di kabupaten Rembang ke rumah sakit di luar kabupaten Rembang sangat tinggi. Terutama rujukan terhadap pasien yang berkaitan dengan tindakan bedah dan OG (Obsteri Gynokologi). Dari data itulah, peluang RSI Arafah untuk menangkap pasien rawat inap di kabupaten Rembang sangat besar.

Peluang utama yang menjadi fokus cakupan RSI Arafah adalah Trauma Center yang mengutamakan layanan penanganan bedah tulang (ortopedi). Peluang ini dipilih karena secara geografis, kabupaten Rembang berada disepanjang jalur pantura ± 80 Km dengan tingkat kerawanan kecelakaan lalu lintas sangat tinggi. Dari banyak kasus kecelakaan yang terjadi di kabupaten Rembang hampir selalu dirujuk ke rumah sakit Solo atau Semarang. Hal ini disebabkan karena belum tersedianya dokter spesialis bedah tulang yang ada di kabupaten Rembang dan kabupaten sekitar Rembang seperti Blora, Pati, Tuban dan Bojonegoro. Melihat peluang yang demikian, maka tidak salah jika RSI Arafah merencanakan layanan utama yang menjadi fokus layanan Trauma Center.

Selain beberapa kondisi diatas, faktor lain yang mendorong terwujudkannya RSI Arafah yang dirintis oleh Yayasan Kesejahteraan Muslimat Nahdlatul Ulama Kabupaten Rembang antara lain sebagai berikut :

  1. Belum adanya rumah sakit yang menjadi kompetitor dari RSU dr. R. Soetrasno di Rembang.
  2. Lokasi RSI Arafah yang strategis di tepi jalur utama pantura.
  3. Kebutuhan tambahan tempat tidur pelayanan kesehatan rujukan di Rembang masih sangat jauh dari angka ideal.
  4. Kondisi sosial budaya warga Rembang yang sebagian besar warga Nahdlatul Ulama serta peran ulama yang besar menjadi faktor pendukung yang sangat baik untuk mewujudkan berdirinya RSI Arafah.
  5. BOR RSU dr. R. Soetrasno : 80,85%
  6. Av.L.O.S RSU dr. R. Soetrasno : 3 hari
  7. NDR RSU dr. R. Soetrasno : 11,37/1000 penderita keluar
  8. GDR RSU dr. R. Soetrasno : 39,99/1000 penderita keluar